Goodbye 2018


instagram.com/sellypadi

2018 tinggal beberapa jam lagi. Banyak hal yang bisa kusyukuri selama di 2018. Tentu saja ada juga beberapa hal yang tidak menyenangkan. Tapi kuputuskan untuk mengabaikan saja tanpa diceritakan, kita cerita yang hepi-hepi aja ya 😊

Berlibur bersama keluarga, napak tilas ke masa lalu

Hampir 30 tahun yang lalu (ah jadi ketahuan deh usianya), aku dan keluargaku pernah tinggal di Pontianak. Buat yang tidak familiar, kukasih contekan ya. Pontianak itu ibukota dari provinsi Kalimantan Barat. Kami pernah tinggal selama kurang lebih 7 tahun. Sejak aku bayi sampai kelas 2 SD. Jadi sedikit banyak aku masih ingat beberapa hal. Sekolahku, TK dan SD, tempat-tempat yang sering kami kunjungi, jalan-jalan yang sering dilalui, makanan yang enak-enak 😁
Sebenarnya sudah sejak lama kami ingin kembali mengunjungi Pontianak. Baru di 2018 lah, akhirnya mimpi itu kesampaian. Kami berangkat berempat, aku, kakakku dan anaknya, dan Ibuku. Kakakku berusia lebih besar saat itu, jadi kenangannya pasti lebih banyak daripada aku. Itu juga sebabnya kami agak pede untuk kembali kesana. Karena 30 tahun bukan waktu yang singkat kan, pasti banyak yang berubah.
Di bulan Februari kami berangkat kesana. Sengaja kami pilih waktu yang berdekatan dengan perayaan Cap Go Meh, karena disana akan ada acara puncaknya. Pasti akan menarik dan suasananya cocok untuk liburan karena banyak wisatawan yang akan datang. Maklum untuk hari-hari biasa, aku rasa Pontianak bukan sebuah kota jujugan wisata. 
Liburan kali itu sangat berkesan karena kami pun tidak menyangka akhirnya kami akan kembali ke tanah Kalimantan. Rasanya sudah terlalu jauh, tak terjamah, karena tidak ada saudara untuk dikunjungi, bahkan teman-teman Ibuku pun sudah saling kehilangan kontak. Temanku sendiri? Sayangnya komunikasi tidak semudah sekarang ya, jadi benar-benar kehilangan koneksi. 
Tapi bisa kembali ke sana, melihat rumah kami, yang sudah berubah wujudnya, sungguh menyenangkan. Menyusuri kembali jalan ke sekolahku, terbayang kenangan masa kecilku. Untungnya beberapa kawasan tidak banyak berubah, termasuk daerah rumah dan sekolahku, sehingga memudahkan kami untuk bernostalgia. 
Bahkan pengemudi sewaan kami pun keheranan, betapa jauhnya kami datang dari Jawa, hanya untuk bernostalgia. Aku rasa beliau belum mengerti rasa rindu pada sebuah tempat, meski bukan tempat lahir kami, namun kami sempat tumbuh disana, dan selalu ada di hati kami.



Kembali menulis lagi

Di awal tahun aku berkenalan dengan akun @30hariberceita di instagram. Agendanya adalah nge-blog selama 30 hari di Instagram di bulan Januari. 
Aku yang selama ini merasa jago tulis caption foto di instagram, merasa tertantang dong! Cerita setiap hari selama sebulan. Apa sih susahnya? 
Sungguh kesombongan itu tidak bermakna dalam hal ini πŸ˜‚
Begitu aku menceburkan diri ke dalam tantangan ini, sungguh tugas bercerita setiap hari itu berat banget lho. Tentu saja tiap harinya kita mengalami berbagai peristiwa. Namun menceritakan kembali dengan menarik, dengan foto yang cukup “nyambung” itu tantangan men. Antara terlalu pendek nanti dikira kurang niat, atau terlalu panjang nanti gak ada yang baca juga. Lalu mereka-reka cerita seperti apa yang kira-kira disukai dengan tujuan diregram oleh admin. Ah, sungguh melelahkan.
Akhirnya kuputuskan, ya sudahlah, aku akan bercerita tentang apa yang aku ingin ceritakan saja. Soal disukai atau tidak, diregram atau tidak, itu bukan masalahku lagi. ini adalah soal berlatih bercerita dengan lebih menarik setiap harinya. Karena semua kisah sama saja, tidak ada yang lebih menarik dari kisah lainnya, kecuali diceritakan kembali. Dan tulisan yang baik itu adalah tulisan yang selesai. Konon begitu katanya. 
Dan benar. Meskipun aku tidak sempurna 30 hari, tapi aku sungguh belajar menulis lagi, dari awal. Aku belajar memilih topik, belajar memilih sudut pandang bercerita, memilih tema yang ingin kuangkat, deelel. Aku merasa jatuh cinta lagi dalam hal menulis. Tentu saja mendapat banyak likes dan diregram itu menyenangkan. Tapi yang lebih menyenangkan adalah prosesnya. Ketika mencoba mereka-reka dan memilih kisah mana yang akan kuceritakan. Sudut pandang manakah yang akan kukisahkan? Komedinya, dramanya, horornya?
Terima kasih untuk @30haribercerita yang membawaku ke banyak hal setelahnya. Aku mengaktifkan kembali blogku yang lama terlupakan. Re-branding blog, FB, dan instagram. Kemudian terjun secara serius menjadi blogger. Dan memutuskan ingin pensiun dini sebagai karyawan, dan menjadi penulis fulltime. WOW ya! Betapa hal sederhana bisa membawa perubahan sedemikian banyak.


Lebih banyak bersyukur
Selebihnya, aku bersyukur atas kesehatan aku dan keluargaku.

Bersyukur atas pekerjaan yang amat sangat kunikmati, meski sekarang punya mimpi yang berbeda😌
Bersyukur atas perasaan yang seperti jatuh cinta, namun ternyata hanya kenyamanan dan persahabatan.
Bersyukur atas semua kesempatan yang bisa kugenggam, mimpi yang bisa kuraih, alhamdulillah.

Bersyukur atas cita-cita yang belum tersentuh, meski kadang membuatku putus asa, namun mengingatkanku akan arti berjuang. Dan aku masih mau berjuang.
Terima kasih 2018, you’ve been so nice to me.  ❤❤❤

Comments

Popular posts from this blog

Kecombrang, Pemilik Aroma Segar Dan Rasa Khas Dari Hutan Indonesia

14+ First Love (2015), Kisah Cinta Pertama dari Sinema Rusia

Menikmati sistem transportasi di Jakarta, sudah keren banget!